
VNEWS.ID| Meki Mbait warga Kampung Mbait, Asmat, Papua merasa tenang. Ia lega, masyarakat di kampungnya kini bisa merasakan terang di kala malam mulai datang.
Dulu, banyak warga kampung di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua memilih menyalakan pelita atau lilin sebagai cahaya penerang di rumah ketika malam.
Sejak Februari 2018, sebagaimana dilaporkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), warga Asmat telah menikmati penerangan di malam hari berkat bantuan 601 unit lampu surya dari PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan dan Papua Barat (WP2B).
Terdapat empat distrik di Asmat yang mendapat pancaran penerangan ini, yakni Distrik Pulau Toga 200 unit, Sawaerma 150 unit, Joerat 101 unit dan Agats 150 unit.
Bantuan lampu surya dari PLN ini juga menjadi salah satu upaya untuk menghadapi berbagai masalah di Asmat, termasuk problem kesehatan yang kerap mendera masyarakat. Dalam cahaya terang, diharapkan masyarakat dan tenaga medis bisa bekerja lebih cepat mengatasi masalah di sana.
Dengan program lampu surya ini, Asmat kini memiliki tiga titik penerangan bertenaga matahari. Program ini makin memperluas penerangan desa yang belum berlistrik.
Kampung yang belum berlistrik itulah yang menjadi target program pemasangan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) Kementerian ESDM sebagai program pra elektrifikasi.
Untuk diketahui, Kabupaten Asmat terletak di daerah pesisir selatan Papua dengan luas wilayah 29.658 km2. Akses menuju Asmat sangat terbatas dan sulit dijangkau. Pesawat udara hanya menjangkau hingga Bandara Timika, yang terletak di ibu kota Kabupaten Mimika.
Dari Timika, hanya ada dua pilihan menuju Agats, ibu kota kabupaten Asmat, yakni melalui jalur udara atau laut. Jalur laut ditempuh dengan waktu 8-9 jam, sementara perjalanan udara memakan waktu sekitar 45 menit dengan pesawat kecil jenis TwinOtter dan Caravan yang berkapasitas 8-10 penunpang menuju Bandara Ewer. Dari sana, perjalanan dilanjutkan lagi dengan perahu atau boat menuju Agats. Perjalanan menyusuri rawa dan sungai itu membutuhkan waktu sekitar 30 menit menggunakan boat.
Sulitnya akses transportasi inilah yang membuat pertumbuhan ekonomi, pendidikan, sosial dan layanan kesehatan di Kabupaten Asmat menjadi seret. Atas dasar itulah, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus membangun kawasan tersebut, termasuk menggerakkan program elektrifikasi di Bumi Cendrawasih.
Dikutip dari esdm.go.id, saat ini di Kabupaten Asmat PLN telah mengalirkan listrik terhadap 2.374 pelanggan yang tersebar di Agats (2.090 pelanggan) dan Atsj (284 pelanggan). Kantor Pelayanan PLN Agats menyuplai 1.400 kilo Watt (kW) listrik, melebihi beban puncak Agats yang mencapai 1.100 kW. Sementara Kantor Pelayanan Atsj memiliki daya 310 kW dengan beban puncak hanya sekitar 120 kW.
Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM (2017), masih terdapat 58 desa belum berlistrik di Kabupaten Asmat. Dari total 58 desa, 40 desa akan dialiri listrik PLN dan 18 desa belum berlistrik sisanya menjadi target program pemasangan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) sebagai program pra elektrifikasi.
Selamat tinggal kegelapan! (SAM)