E-commerce Terus Bersemi di Era Jokowi

VNEWS.ID | Bisnis digital terus menggeliat di era Pemerintahan Joko Widodo alias Jokowi. Khususnya e-commerce. Banyak terobosan sudah dilakukan pemerintah untuk terus mendorong sektor bisnis ini agar tumbuh dan berkembang. Catatan Indonesian E-commerce Association (idEA), Transaksi eCommerce tumbuh sebesar 30-50 persen Tahun 2017 dibandingkan 2014.

Soal industri digital ini, Presiden Joko Widodo memandang peluang bisnis niaga elektronik atau e-commerce di Indonesia memang masih sangat besar. Salah satu indikatornya adalah laporan riset bersama yang dikeluarkan dua bulan lalu oleh Google dan Temasek Singapura atas perkembangan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara.

Hal tersebut diungkapkan presiden yang memiliki sapaa gaul Jokowi itu saat menghadiri acara hari ulang tahun (HUT) ke-9 BukaLapak di Jakarta Convention Center (JCC), pada Kamis, 10 Januari 2019.

“Google dan Temasek memperkirakan nilai perdagangan e-commerce di Indonesia di tahun 2018 adalah USD 23,2 miliar atau sekitar Rp 336 triliun gross merchandise value. Dan angka itu naik kurang lebih 114 persen dari tahun sebelumnya, sebuah lompatan yang sangat tinggi sekali,” kata Presiden.

Menurut Presiden, Google dan Temasek juga memprediksi bahwa angka itu akan naik dua kali lipat dalam enam tahun ke depan sehingga mencapai USD 53 miliar di tahun 2025. “Kira-kira Rp 700 triliun, gede sekali,” lanjutnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu melanjutkan, jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia sebanyak 56 juta. Namun demikian, ia memandang masih banyak tantangan yang dihadapi oleh UMKM ini, antara lain yang berkaitan dengan membangun brand, desain yang mengikuti keinginan pasar, pengemasan produk yang menarik hingga permodalan dan akses masuk ke pasar.

“Kita lihat ini satu per satu akan bisa selesai kalau dunia usaha, swasta, bersama-sama dengan pemerintah membangun negara ini bersama-sama,” ujarnya.

Presiden menyayangkan jika produk UMKM yang memiliki kualitas bagus justru tidak bisa masuk ke pasar karena pengemasannya jelek atau nama brand-nya kurang menjual. Ia menuturkan ini berdasarkan pengamatannya setiap dirinya berkunjung ke daerah.

“Contoh yang saya tahu misalnya, furniture banyak UKM-UKM kita memiliki produk yang bagus, tapi tidak mengikuti tren pasar. Desainnya bagus, tapi warnanya tidak mengikuti juga keinginan pasar,” tuturnya.

Hadirnya start-up e-commerce seperti BukaLapak menurut Presiden adalah sebuah peluang untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut. Ketersambungan antara ekosistem online dan ekosistem offline juga dipandang Kepala Negara sebagai salah satu kekuatan besar untuk mengembangkan produk UMKM.

“Oleh sebab itu, pada kesempatan yang baik ini saya mengajak BukaLapak agar membangun ekosistem online ini supaya tersambung dengan ekosistem offline-nya. Artinya seluruh UMKM yang ada di negara kita bisa masuk semuanya ke BukaLapak,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *