VNEWS.ID| Calon presiden (capres) Joko Widodo rupanya pernah mendaki Gunung Kerinci, Jambi. Pendakian itu dia lakukan bersama teman-teman kuliahnya di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, pada 1983.
Ucok Nasution, salah seorang teman kampus presiden ketujuh RI itu, menceritakan kisahnya saat mendaki gunung tertinggi di Pulau Sumatera itu. Jokowi, kata dia, sangat peka dengan sekitar selama perjalanan.
Cerita bermula pada perjalanan ke Jakarta dari Yogyakarta. Ucok, Jokowi, dan beberapa teman kampusnya mengikuti acara Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Silvagama Fakultas Kehutanan UGM mendaki Kerinci sebagai acara wajib kampus.
“Dulu kami berpikiran, habis turun siapa yang ngerjain hasil tugasnya, akhirnya kita ajak Pak Jokowi karena dia pintar waktu itu. Diam-diam, dia pintar,” kata Ucok , Senin, 8 April 2019.
Ucok menceritakan betapa sulitnya perjalanan dari Yogyakarta menuju Jakarta menggunakan kereta saat itu. Dulu, kata dia, kereta api tidak mempunyai jadwal pasti seperti sekarang.
“Kami semua naik kereta dari Yogya ke Jakarta, dulu enggak kayak sekarang transportasi setiap hari ada kita tahu jamnya. Kalau dulu mah nunggu lama sampai dapat,” ucap Ucok.
Setelah sampai di Jakarta, Jokowi dan teman-teman berencana menumpang pesawat untuk terbang ke Padang, Sumatra Barat. Namun, hal itu sempat gagal karena keamanan ketat dan akses yang sulit.
Teman-teman Jokowi sempat mengurungkan diri dan ingin kembali pulang ke Yogya dari Jakarta lantaran berfikir sudah tidak ada transportasi lagi. Namun, Jokowi enggan kembali pulang.
“Kita sudah sampai Jakarta, kenapa harus pulang lagi, kita sudah jauh sampai sini,” kata Jokowi saat itu seperti ditirukan Ucok.
Jokowi dan teman-temannya pun nekat langsung mencari bus untuk ke Padang. Saat itu, mereka mendapat bus yang jelek tanpa jendela kaca dan hanya tertutup terpal transparan.
“Saat itu kita enggak tahu sampai kapan karena enggak sesuai jadwal, enggak jadi numpang pesawat. Jadi udah nekat semua,” tutur Ucok.
Saat perjalanan, tepatnya di Kecamatan Kayu Arum, Desa Kresik Kuo, Padang, mobil bus yang ditumpangi Jokowi sempat kecelakaan. Bus mereka menabrak bus lain saat berbelok di tikungan.
“Kaca mereka pecah dan saat itu bus mereka ada korban, bus kita enggak karena kita bus murah cuma pakai terpal bening,” kata Ucok.
Ucok tidak bisa melupakan kejadian itu. Di saat teman-temannya sibuk mencari nomor polisi, Jokowi malah langsung berlari ke bus sebelah dan mencari korban. “Dia (Jokowi) mengutamakan korban,” kata dia.
Jokowi tidak memedulikan dirinya yang termasuk korban kecelakaan. Tanpa pikir panjang, kata Ucok, Jokowi langsung mencari korban yang terkena serpihan kaca di bus sebelah.
Beberapa jam tertahan, perjalanan dilanjutkan hingga sampai di Gunung Kerinci. Saat itu, pendakian tidak semodern saat ini. “Dulu kalau dibilang anak gunung sekarang peralatan kami bodoh banget. Sudah begitu kami buta semua,” tutur Ucok.
Jokowi dan temannya ternyata tidak tahu seluk beluk Gunung Kerinci. Hanya bermodal nekat, mereka mendaki. Dari 14 orang, hanya tujuh orang yang bisa mencapai puncak. Jokowi menjadi orang pertama yang berhasil mencapai puncak.
“Dia paling pertama, kita semua ngos-ngosan, dia jauh di depan,” ucap Ucok.
Kehabisan ongkos
Ada hal lucu ketika Jokowi dan temannya ingin pulang dari Gunung Kerinci menuju Yogya. Dengan perhitungan awal yang seharusnya menumpang pesawat menjadi naik bus, mereka semua kehabisan ongkos.
“Kita mikirnya cuma dua hari, jadinya tiga hari perjalanan. Selain itu, karena naik bus jadi lebih mahal. Sama makan nambah. Jadi, kita bingung semua pulang bagaimana,” tutur Ucok.
Saat mereka semua kebingungan, Jokowi mempunyai solusi. “Kenapa kita enggak cari senior kita yang sudah kerja di sini,” kata Jokowi seperti ditirukan Ucok.
Baca: Luhut: Pemerintah Jokowi tak Sempurna, tapi Jauh Lebih Baik
Saat itu mereka semua gengsi untuk mengakui. Namun, kata Ucok, Jokowi berhasil menemukan senior kampusnya yang bekerja di Padang.
“Kebetulan kepala Dinas Kehutanan Padang itu dulu senior kita, akhirnya dibantu dengan memberi sedikit dana,” tutur Ucok.
Akhirnya uang ‘secukupnya’ itu bisa membawa Jokowi dan temannnya kembali pulang. Saat itu, Ucok mengatakan jiwa sosial Jokowi sangat tinggi.
Dia menilai Jokowi sangat mempedulikan sekitar dari perjalanan itu. Bahkan, saat kecelakaan, Jokowi lebih memperdulikan orang lain ketimbang dirinya.
Sampai saat ini, Ucok pun masih tidak percaya teman seperjalanannya menjadi seorang presiden saat ini. “Dulu teman naik gunung bareng, saat ini dia (Jokowi) sudah jadi presiden,” ungkap Ucok.