LSI: Jarak Jokowi dengan Prabowo 17 Juta Suara

VNEWS.ID| Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mencatat selisih kemenangan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 cukup tinggi. Jarak kedua pasangan kurang lebih 17 juta suara.

Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa mengatakan hasil tersebut didapati dari hasil hitung cepat yang telah memperoleh data mencapai 100 persen. Hitung cepat ini mendapati total 155.758.787 suara.

“Jika Jokowi-Ma’ruf memperoleh suara sebesar 55,71 persen artinya sama dengan 86.773.220 suara, dan Prabowo-Sandi memperoleh suara 44.29 persen artinya setara dengan 68.985.566 suara,” kata Ardian saat konferensi pers di Gedung LSI Denny JA, Jakarta Timur, Kamis, 2 Mei 2019.

Dari perhitungan ini, selisih keduanya mencapai sekitar 17,78 juta suara. Menurut Ardian, selisih yang tampak dari kedua pasangan calon tersebut, bukanlah angka yang kecil. Untuk itu, ia memastikan Jokowi-Ma’ruf dapat kembali memimpin Indonesia.

“Jokowi akan melenggang untuk periode 2019-2024. Kita juga ingin mengucapkan selamat, semoga Indonesia kedepan akan menjadi lebih baik,” tutur dia.

Dia menekankan hasil ini tidak bermaksud untuk melangkahi proses penghitungan di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Namun, ia yakin pasangan Prabowo-Sandi belum dapat menduduki kursi kepimpinan Indonesia.

“Prabowo-Sandi untuk ikhtiar yang ketiga ini di 2019 belum membuahkan hasil, di mana Prabowo belum dapat menjadi pemenang Pilpres 2019. Ada terpaut 11,6 persen,” tutur dia.

Sementara itu, jika ditelaah lebih lanjut, kemenangan Jokowi-Ma’ruf didasari beberapa faktor. Salah satunya, faktor hasil kerja Jokowi selama empat tahun belakangan dapat diterima positif masyarakat.

“Tingkat approval rating Jokowi mencapai 69,5 persen berdasarkan exit poll 17 April 2019. Yang menyatakan tidak puas sebesar 25,6 persen. Sementara, 4,9 persen tidak tahu,” tutur dia.

Faktor kedua, Jokowi dinilai punya sejumlah program yang diketahui luas oleh masyarakat. Program tersebut seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Keluarga Harapan (PKH), infrastruktur, hingga dana desa.

Faktor ketiga, Jokowi-Ma’ruf punya pemilih loyal. Mereka adalah pemilih minoritas, pemilih wong cilik, dan pemilih Nahdlatul Ulama (NU). “Ini menjadi kunci penting kemenangan di Pilpres 2019,” kata Ardian.

Faktor keempat adalah golongan putih (golput) yang terbagi proporsional. Sementara itu, faktor kelima adalah kepribadian Jokowi lebih disukai dibandingkan Prabowo.

“Hampir semua aspek kepribadian, Jokowi dinilai publik lebih unggul dibanding Prabowo. Kepribadian tersebut di antaranya Jokowi dinilai lebih jujur, pintar, nasionalis, dan perhatian terhadap rakyat,” pungkas dia.

Survei hitung cepat ini menggunakan metode multistage random samplingdengan jumlah sampel 2.000 tempat pemungutan suara (TPS). Sampel TPS dipilih secara proporsional berdasarkan provinsi di Indonesia. Margin of error dalam survei ini 1 persen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *