VNEWS.ID| Rumah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, tidak pernah sepi menjelang pendaftaran calon presiden dan wakil presiden. Berdasarkan informasi yang dihimpun, petinggi partai berlambang garuda itu tengah melakukan pertemuan internal, Selasa (7/8).
Pantauan merdeka.com, kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, berjejer mobil mewah berbagai merek. Mereka diduga tamu Prabowo. Beberapa petinggi partai Gerindra juga berdatangan.
Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta M Taufik terlihat keluar dari dalam rumah sekitar pukul 13.50 WIB. Setelah Taufik, sekitar pukul 14.00 WIB, Waketum Gerindra Sugiono tiba di rumah Prabowo.
Petinggi Gerindra yang hadir berikutnya adalah Waketum Edhy Prabowo. Dia tak begitu lama di dalam hanya sekitar satu jam. Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad juga menyambangi kediaman Prabowo. Lawatannya cukup singkat, hanya sekitar 20 menit. Dia pergi meninggalkan lokasi pada pukul 17.10. Ketika awak media menemuinya, Dasco menghindar.
“Tidak ada apa-apa,” kata dia sembari menuju mobilnya.
Hal sama juga disampaikan Taufik sebelumnya. Dia mengaku hanya disuguhi makan siang bersama Prabowo. Ditambah kedatangan ke rumah Prabowo hal biasa karena sebagai markas Gerindra.
“Tidak bahas apa-apa. Ada nasi liwet yang paling enak di sini,” ucapnya.
Sementara itu Ketua DPP Partai Gerindra Sodik Mujahid mengharapkan kursi Ketua MPR periode 2019-2024 bisa diisi oleh kader Gerindra agar lebih memperkuat semangat rekonsiliasi pasca Pilpres 2019.
Sodik menganggap penempatan kader Gerindra di kursi Ketua MPR bisa jadi solusi terbaik karena jabatan Ketua DPR di periode mendatang akan diberikan secara otomatis kepada kader PDIP sebagai partai politik pemenang Pemilu 2019.
“Semangat rekonsiliasi pertama harus diwujudkan oleh para wakil rakyat anggota MPR, dari angggota DPR dan DPD, terutama oleh para pemimpin partai dalam menetapkan Ketua MPR. Dengan semangat itu maka komposisi terbaik adalah Ketua MPR dari Gerindra, Ketua DPR dari PDIP, dan Presiden adalah Joko Widodo,” ucap Sodik lewat keterangan tertulisnya, Jumat (19/7).
Semangat rekonsiliasi menurut Sodik adalah memperkokoh kembali semangat kebersamaan demi kepentingan kesatuan dan persatuan bangsa. Hal itu dianggap penting sebagai modal memperkuat kembali kedaulatan dan kemajuan Indonesia di berbagai bidang.
Semangat itu pula, kata Sodik, yang kemudian menjadi dasar Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden terpilih Joko Widodo.
“Hanya atas dasar inilah, maka Prabowo Subianto dengan risiko dikecam bahkan ditinggalkan oleh sebagian pendukungnya, berani melakukan pertemuan dengan Jokowi,” tuturnya.
Sejauh ini sudah ada dua parpol yang berambisi untuk menempatkan kadernya di pucuk pimpinan MPR. Mereka adalah Golkar dan PKB. Ketum Golkar, Airlangga Hartanto sendiri mengatakan partainya siap bersaing untuk meraih kursi ketua MPR.
Menyikapi itu, Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Ahmad Basarah mengatakan tak ada ketentuan dalam peraturan Undang-Undang MD3 yang melarang kader partainya untuk dipilih dan menduduki jabatan sebagai Ketua MPR periode 2019-2024 mendatang meski sudah mendapatkan jatah kursi Ketua DPR.
Ia mengatakan kursi Ketua MPR masih bebas untuk diperebutkan partai manapun asalkan disepakati para anggota MPR dalam sidang paripurna.
“Bagi PDI Perjuangan memang tidak ada ketentuan bahwa kalau sudah memiliki ketua DPR maka tidak boleh memiliki Ketua MPR, tidak ada ketentuan di MD3 maupun tatib MPR,” kata Basarah di Kompleks MPR/DPR, Jakarta, Kamis (18/7).