Progres Terkini Tol Layang Pertama di Indonesia Timur

VNEWS.ID| Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR mencatat progres pembangunan konstruksi jalan tol layang Andi Pangeran Pettarani di Makassar sudah mencapai 88,66%. Jalan tol yang mulai dibangun pada 2018 ini juga sudah melakukan uji beban (loading test).

Melansir keterangan resmi BPJT, Sabtu (5/9/2020) proses loading test telah dilakukan pada tanggal 15-18 Agustus 2020. Pengujian melalui tahapan uji statis dan uji dinamis dengan menggunakan kendaraan berat jenis truk untuk mendapatkan hasil yang konsisten dan mengetahui kualitas kekuatan jembatan tol layang ini sebelum resmi untuk dioperasikan dan dinikmati oleh masyarakat di Kota Makassar.

Kepala BPJT, Danang Parikesit mengatakan jalan tol layang merupakan sapaan akrab dari jalan tol Ujung Pandang Seksi 3. Jalan tol ini memiliki panjang 4,3 kilometer.

“Pembangunan jalan tol layang A.P. Pettarani di Kota Makassar dilakukan sebagai upaya untuk berperan dalam meningkatkan konektivitas, mengurai kemacetan lalu lintas di kota Makassar, dan pemerataan pembangunan jalan tol di Indonesia yang lebih maju dan sejahtera, khususnya di wilayah Indonesia Timur,” katanya.

Jalan Tol Layang A.P. Pettarani merupakan jalan tol layang pertama di Indonesia Timur. Konstruksinya dimulai sejak tahun 2018 dari akhir jalan tol Seksi II, tepatnya di Persimpangan Jl. Urip Sumoharjo melewati Persimpangan Jl. Boulevard Panakkukang, Jl. Hertasning dan berakhir sebelum Persimpangan Jl. Sultan Alauddin.

Tol ini dibangun tanpa adanya pembebasan lahan dengan memanfaatkan median jalan nasional yang ditargetkan penyelesaian konstruksinya pada akhir tahun 2020 mendatang.

Pembangunan jalan tol layang A.P Pettarani menggunakan teknologi konstruksi dengan kualitas yang cukup baik yang digunakan PT Wijaya Karya Beton Tbk, selaku kontraktor pelaksana pada proyek tol layang A.P. Pettarani, menggunakan metode span by span dengan launching gantry sebagai teknologi yang tergolong baru dalam pelaksanaan konstruksi jembatan. Teknologi ini sama dengan yang diterapkan pada proyek simpang susun Semanggi dan Jalan Tol Bogor Ring Road (BORR) beberapa waktu lalu.

Penggunaan metode span by span pada pembangunan jalan tol layang pertama di Kota Makassar ini juga merupakan suatu upaya yang sangat efektif sehingga dapat menekan risiko gangguan kepadatan lalu lintas kendaraan di bawahnya.

Untuk kendaraan yang melintas di bawahnya selama pelaksanaan konstruksi tetap dapat melintas seperti biasa pada saat konstruksi berlangsung dengan tetap memperhatikan keselamatan pengguna jalan. Kehadiran jalan tol ini juga sangat penting sebagai penunjang jalur logistik di Provinsi Sulawesi Selatan khususnya di kota Makassar dan sekitarnya.

Proyek jalan tol layang A.P. Pettarani yang dibangun menggunakan biaya investasi sebesar Rp 2,24 triliun pada median jalan nasional A.P Pettarani eksisting tanpa adanya pembebasan lahan, sebagai konektivitas dari dan menuju Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Pelabuhan Soekarno-Hatta dan rencana Makassar New Port, serta Pusat Kota Makassar.

Sementara itu, Annisa Widya salah satu anak muda milenial yang tinggal di Kota Makassar mengatakan dirinya sangat menunggu kehadiran Jalan Tol layang ini agar segera rampung dan dapat dioperasikan.

“Setelah ditunggu-tunggu dengan waktu yang cukup lama, akhirnya Makassar akan punya tol juga. Dari yang setiap harinya macet di daerah kota sampai suka telat ketika bepergian. Berharap setelah beroperasinya tol ini, akan mempermudah dan mempercepat waktu tempuh, apalagi menuju ke Bandara Sultan Hasanuddin pastinya bisa semakin cepat,” ujar Annisa. [detik.com]