VNEWS.ID | Ada hal menarik ketika Presiden Joko Widodo menghadiri acara pembagian Program Keluarga Harapan (PKH) kepada 2.250 ibu-ibu di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (10/1/2019) kemarin.
Di panggung utama, tempat Presiden Jokowi duduk, nyaris tidak ada pejabat negara yang ikut duduk bersamanya. Hanya Menteri Sosial Agus Gumiwang seorang. Sisanya, masyarakat biasa penerima PKH.
Di sela acara, Presiden tampak berbincang dengan pemuda di sisi kirinya. Ia seolah bertanya sesuatu. Ia mengangguk-anggukan kepalanya usai sang pemuda itu berkata-kata.
Pemandangan ini tentu di luar kebiasaan. Sebab biasanya, panggung utama acara presiden diisi oleh para menteri atau pejabat di lingkungan Istana Kepresidenan.
Bahkan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang hadir dalam acara pembagian PKH itu tidak duduk satu deret dengan Presiden, melainkan berada di sisi kanan panggung utama. Demikian juga Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Rupanya, hal ini merupakan keinginan Presiden Jokowi sendiri. “Ya, Presiden kan suka mengobrol dengan warga. Kalau ngobrol dengan pejabat kan sering di Istana. Jadi Presiden ingin mendengarkan langsung pelaksanaan sebuah program dari masyarakat,” ujar Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin , Kamis malam.
Bey mengatakan bahwa pola duduk seperti ini sebenarnya sudah lama diterapkan. Bukan baru-baru ini saja. Ini pun akan menjadi pola rigid untuk acara-acara kepresidenan yang melibatkan masyarakat ke depannya.
Lantas, apakah masyarakat yang duduk di kiri dan kanan Presiden itu dipilih secara khusus? “Tidak ada pemilihan berdasarkan kriteria yang khusus. Panitia membebaskan koordinator untuk memilih siapa saja penerima program yang akan duduk di samping kiri dan kanan Presiden,” ujar Bey.
Bahkan, pihak protokol tidak mewajibkan masyarakat untuk mengenakan pakaian tertentu bagi mereka yang akan duduk di kiri dan kanan Presiden.
“Yang menarik, kalau di daerah itu kadang-kadang ada yang cuma pakai kaos serta sandal jepit, ya enggak apa-apa,” ujar Bey.
Mengenai standar keamanan, Bey mengatakan, pihak panitia juga tidak memeriksa mereka secara khusus. Mereka melalui tahapan pemeriksaan keamanan yang sama dengan warga lain yang masuk ke acara kepresidenan.
Oleh sebab itu, pihak protokol tidak terlalu khawatir akan terjadinya sesuatu hal yang tidak diinginkan. Meski, kewaspadaan tetap tinggi.