VNEWS.ID |Menjelang debat pertama kandidat calon presiden dan wakil presiden yang akan digelar Kamis (17/1), malam nanti, Joko Widodo (Jokowi) menuliskan kalimat bermakna dalam pada akun Facebook-nya.
“Segala sifat keras hati, picik, dan angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut, dan sabar,” tulis Jokowi.
Kalimat tersebut diambil dan diartikan dari ungkapan bahasa Jawa: “Suro diro jayaningrat lebur dening pangastuti.”
Atmosfer politik menjelang pilpres 2019 yang akan digelar 17 April mendatang memang semakin terasa panas. Ruang publik, media sosial dan dunia maya terus dibombardir dengan isu dan narasi-narasi penuh kebohongan, menakutkan, dan menyesatkan.
Nyaris tiap hari Jokowi juga digempur fitnah secara bertubi-tubi. Ia disebut sebagai keturunan PKI, mengkriminalisasi ulama, memusuhi Islam, antek asing, juga difitnah membiarkan serbuan puluhan juta para pekerja dari Tiongkok untuk masuk ke Indonesia. “Jokowi antek aseng,” tuding mereka.
Selama ini Jokowi memang lebih memilih untuk bersikap kalem dan sabar. Dia tetap tenang meski digempur sejuta fitnah.
Jokowi sendiri pernah meminta masyarakat untuk mewaspadai munculnya politikus genderuwo. Seperti namanya, politikus macam ini sukanya menakut-nakuti rakyat.
Ciri nyata yang bisa dilihat dari politikus momok hiyong ini, ya itu tadi, kalau berbicara kerap menebar ketakutan kepada rakyat. “Mereka melakukan politik dengan propaganda menakutkan, membuat ketakutan, membuat kekhawatiran, propaganda ketakutan,” ungkap Jokowi saat menyerahkan 3.000 sertifikat tanah untuk warga Tegal dan sekitarnya di GOR Tri Sanja, Tegal, Jawa Tengah, 9 November 2018 lalu.
Setelah masyarakat takut, lanjut Jokowi, para politikus ini akan membuat sebuah ketidakpastian. Dampaknya, masyarakat akan mempertanyakan kebenaran info yang ditebar tadi. Membikin masyarakat menjadi ragu-ragu adalah tujuan akhirnya.
Jokowi menegaskan, cara-cara berpolitik seperti ini sangat tidak beretika. “Masa masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan. Itu namanya politik genderuwo, nakut-nakuti, politik genderuwo,” kata Jokowi lagi.
Jika tidak diwaspadai, lanjut Jokowi, gaya berpolitik seperti ini bisa membahayakan. Jokowi mengingatkan agar masyarakat tidak terpengaruh dengan pola propaganda menebar ketakutan secamam ini.
Dalam berbagai kesempatan, Jokowi juga selalu mengingatkan agar politik bisa menghadirkan kegembiraan sehingga demokrasi bisa menceriakan rakyat.
Atas dasar itu pula, Jokowi pun mengajak masyarakat untuk selalu optimis menatap masa depan.
Jokowi tak kenal lelah untuk mengajak hijrah dari ujaran kebencian kepada ujaran kebenaran, hijrah dari pesimisme kepada optimisme, hijrah dari kegaduhan ke kerukunan dan persatuan.
Dan, seperti yang disampaikan Jokowi, semoga segala sifat keras hati, picik, dan angkara murka bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut, dan sabar.