
Dokumen bisa diunduh dari alamat berikut: comprop.oii.ox.ac.uk/wp-content/upl…
Dan akan sangat cukup jelas bahwa laporan di dalamnya adalah terkait manipulasi sosial media skala dunia. Siapa aktor-aktor terbesar? Russia dan China.
Bagaimana bisa laporan ini kemudian jadi referensi media membahas fenomena buzzer Indonesia? Entahlah. Lebih ajaib lagi kalau menyebut aktivitas buzzer ini melemahkan pers.
Di seisi laporan Oxford, kata “Indonesia” cuma muncul 12x, dan SELALU bersama negara-negara lain.
Maka gue heran kalau laporan Oxford 26 halaman ini yang nggak spesifik membahas Indonesia (ataupun kalau dibahas ternyata cuma level ayam sayur) jadi rujukan soal fenomena buzzer.
Seolah-olah mengerikan sampai membuat pers konvensional takut terkencing-kencing.
Kok bilang begitu? Karena kenyataannya pers konvensional rame-rame menulis soal Laporan Oxford ini dan mengarahkan ke soal buzzer, padahal isi laporan asli tidak ada membahas spesifik Indonesia.
Ini wartawan pada nulis pake baca dulu laporan atau nggak sih?
Berikut media-media yang mengaku mengutip laporan Oxford dan berusaha disambung-sambungkan dengan fenomena buzzer.
Dari kompas dan detik isi beritanya bisa sebangun dengan eramuslim.
Menyedihkan.
dikutip dari Twitter Poltak Hotradero
[irp]